Tuesday 27 September 2011

Prosa: Mati

Aku Ingin Mati

Tuhan, percepatlah waktuku. Aku hanyalah seonggok
bangkai yang tak berdaya di dunia yang fana. Amalku 
hanyalah memupuk dosa tanpa menambang

pahala. Sungguh aku takut bahkan pada setitik api 
neraka-Mu. Namun dayaku pun tak jua mampu
mengantarkanku pada surga-Mu.

Kebimbangan telah menyesatkan hati yang rapuh
dalam kemunafikan jiwa. Semilir angin cinta 
dihembuskan oleh nafsu amarah yang menggelora 
di dada. Aku tak tahu apakah aku telah menjadi 
aku, ataukah aku hanyalah pion yang sedang 
dipermainkan oleah takdir-Mu yang kian tak 
menentu.

Sungguh aku tak mengerti.
Sungguh aku ingin mati.

No comments:

Post a Comment

Thanks for stalking and commenting! :D

(I am really sorry for your inconvenience due to comments moderation. It is notable for me to deliver responses. Your understanding is really appreciated.)

"Ketika kamu mampu mencintai tanpa alasan, suatu saat nanti kamu pasti juga akan mampu meninggalkan tanpa alasan" "Bermain-mainlah dengan imajinasi, bermain-mainlah dengan mimpi" "Lebih baik diasingkan daripada harus menyerah pada kemunafikan" "Bermimpilah setinggi angkasa. Jika kau kelak jatuh, kau akan terbaring bersama bintang-bintang" "You have no rights to judge my way unless you've walked my path" "Aksi memang tidak selalu menjanjikan perubahan, tetapi tanpa aksi tidak akan pernah ada perubahan"