Biography

1 Januari 1995, di Jakarta........
terlahirlah seorang bayi dari sebuah pasangan sederhana Subandrio Sofyan dan Dwi Puspasari yang kelak akan mempunyai cita-cita dan mimpi yang 'tidak biasa' yaitu mengubah dunia. Kelak anak tersebut diberi nama Muhammad Raditio Jati Utomo, anak pertama yang diharapkan mampu meneladani sifat Rasulullah Muhammad S.A.W. dan menjadi lelaki sejati yang tangguh layaknya salah satu Pangeran Surakarta, Raditio. Dia merupakan anak yang aktif, selalu ingin tahu, namun tidak berisik. Ketika kecil, Ia kerap membongkar barang elektronik lalu di-'otak-atik' sendiri olehnya. Mungkin bakat teknik yang turun dari sang Ayah. Beranjak dewasa, dia disekolahkan di SDS. Muhammadiyah 55, Tebet. Prestasinya pun terbilang di atas rata-rata, meskipun tidak konsisten dalam 10 besar kelas. Akhirnya, Ia pun lulus dengan predikat terbaik ke-3 di angkatannya. Ia pun melenggang menuju SMPN 115 Jakarta, salah satu sekolah unggulan di Jakarta, bahkan termasuk dalam jajaran sekolah terbaik di Indonesia. Di sekolah tersebut pun Ia cukup aktif, khususnya dalam keorganisasian, dengan menjadi anggota Paskibra yang kemudian menjadi Wakil Kepala Bidang Logistik, dan memimpin Seksi Bidang 5 OSIS yang membawahi Politik dan Belanegara. Setelah 3 tahun menjalani masa-masa SMP yang 'cukup berat', Ia melanjutkan studi di SMAN 26 Jakarta hingga saat ini. Ia masih giat berorganisasi dengan mengepalai Seksi Bidang 1 OSIS untuk Keagamaan dan anggota Divisi Syiar dan Dakwah dalam Kerohanian Islam. Sesuai cita-citanya, insyaallah setelah lulus SMA, Ia akan melanjutkan studi di Jerman untuk bidang Ilmu Komputer. Meski demikian, tidak tertutup kemungkinan bahwa Ia akan memilih bidang lain, karena Ia juga tertarik pada Hubungan Internasional juga Psikologi. Tujuan akhirnya hanya satu, membahagiakan dan membanggakan orangtuanya murnu dengan keringatnya sendiri.

"Ketika kamu mampu mencintai tanpa alasan, suatu saat nanti kamu pasti juga akan mampu meninggalkan tanpa alasan" "Bermain-mainlah dengan imajinasi, bermain-mainlah dengan mimpi" "Lebih baik diasingkan daripada harus menyerah pada kemunafikan" "Bermimpilah setinggi angkasa. Jika kau kelak jatuh, kau akan terbaring bersama bintang-bintang" "You have no rights to judge my way unless you've walked my path" "Aksi memang tidak selalu menjanjikan perubahan, tetapi tanpa aksi tidak akan pernah ada perubahan"