Menatap surya diriku melayang,
Diriku tenang tangan terbentang,
Terhempas hati dalam senang.
Pedang terhunus hamba berkuda,
Betapa elok parasmu dinda,
Besarlah sudah tekad di dada,
Untuk meminang hatimu syahda.
Hati terpanah oleh asmara,
Tapi ku sembunyi dalam sandiwara,
Tak sanggup ku berpura-pura,
Sanubariku pun bersuara.
Namun apalah arti segala daya,
Karena Tuhan pun tak memberikan cahaya,
Besar harapan hamba sahaya,
Agar sudilah dirinya percaya.
Diriku berlari mengejar mimpi,
Dan tetap berlari diselimuti sepi,
Cintaku tiada pernah bertepi,
Walaupun mimpi tinggalah mimpi.
Mungkin hatimu telah mati,
Sehingga cintaku tiada berarti,
Tetapi untuk membencimu pun aku tak sampai hati,
Karena bagiku engkaulah sang merpati.
Diriku tersesat tanpa arah,
Bagaikan iblis menahan amarah,
Aku mengharapkan engkau sebagai pelipur resah,
Tetapi dirimu meninggalkanku dalam susah.
Kini suaraku telah lirih,
Engkau pergi dan sisakan sejuta perih,
Aku pinta kau kembali hingga mulutku berbuih,
Tapi apalah dikata kisah sedih kini kuraih.
No comments:
Post a Comment
Thanks for stalking and commenting! :D
(I am really sorry for your inconvenience due to comments moderation. It is notable for me to deliver responses. Your understanding is really appreciated.)